Menjelaskan Contoh Produk Bioteknologi di Bidang Kesehatan
Menjelaskan Contoh Produk biteknologi Dibidang Kesehatan - Contoh produk bioteknologi di bidang kesehatan diantaranya sebagai berikut :
Antibiotik
Antibiotik adalah senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Contoh mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai panghasil antibiotic diantaranya sebagai berikut :
- Jamur Penicilium notatum dan Penicilium chrysogenum - Jamur Penicilium notatum dan Penicilium chrysogenum dapat menghasilkan antibiotic penisilin untuk melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus.
- Jamur Cephlosporium sp. - Jamur Cephlosporium sp, dapat menghasilkan antibiotic sefalospin untuk membunuh bakteri yang kebal terhadap bakteri penisilin.
- Bakteri Streptomycey griseus. - Bakteri Streptomycey griseusdapat menghasilkan antibiotic streptomisin untuk membunuh bakteri yang kebal terhadap antibiotic penisilin dan sefalosporin.
Pembuatan insulin
Insulin merupakan hormon yang diproduksioleh kelenjar pancreas. Hormone ini berperan mengatur kadar gula dalam darah. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan insulin disebut diabetes mellitus. Penyakit ini dapat diatasi dengan memberikan insulin ke dalam tubuh. Oleh karena itu, insulin diperoleh dengan mengambil kelenjar pancreas dari hewan untuk keperluan pengobatan diabetes.
Melalui teknik rekayasa genetika, insulin dapat diproduksi dalam jumlah banyak. Insulin ini dibuat dengan mencakokan gen yang mengkode insulin ke dalam plasmid bakteri. Bakteri dengan DNA gabungan ini kemudian dibiarkan membiakkan diri. Bakteri yang dibiakkan tersebut akan memproduksi insulin yang dibutuhkan.
Pembuatan vaksin
Vaksin adalah siapan antigen yang dimasukkan ke dalam tubuh dengan tujuan untuk memicu terbentuk system kekebalan tubuh. Pembuatan vaksin dapat dilakukan melalui teknik DNA rekombinan. Vaksin ini dibuat dengan mengisolasi gen yang mengkode senyawa penyebab penyakit (antigen) dari mikrobia yang bersangkutan.
Gen tersebut kemudian disisipkan pada plasmid yang sama, tetapi telah dilemahkan (dibuat tidak berbahaya). Mikrobia ini menjadi tidak berbahaya karena telah dihilangkan bagian yang menimbulkan penyakit, misalnya lapisan lendirnya. Mikrobia yang telah disisipi gen tersebut akan membentuk antibody yang berfungsi meawan antigen yang masuk ke dalam tubuh.
Perhatikan skema pembuatan vaksin transgenic berikut :
Antibody monoloknal
Pembuatan antibody monoloknal menggunakan prinsip fusi protplasma. Fusi tersebut menghasilkan sel-sel yang dapat menghasilkan antibody sekaligus dapat memperbanyak diri secara terus menerus seperti sel kanker. Sel-sel inilah yang akan menghasilkan antibody monoloknal. Proses pembuatan antibody moloknal dapat dijelaskan sebagai berikut : Kelinci atau tikus terlebih dahulu disuntik dengan antigen kemudian diambil limfanya (tempat pembuatan limfosit B).
Sel-sel limfosit B ini kemudian difusikan dengan sel myeloma (sel kanker) melalui elektrofusi. Elektrofusi adalah fusi secara elektris dengan frekuensi tinggi yang menyebabkan sel-sel tertarik satu sama lain dan akhirnya bergabung. Sel-sel hasil fusi kemudian diseleksi untuk diidentifikasi. Sel-sel yang telah diseleksi kemudian diinjeksikan ke tubuh hewan. Dalam tubuh hewan, sel-sel gabungan tersebut juga dapat dibiakkan di dalam media kultur sehingga menghasilkan antibody dalam jumlah banyak.
Antibody monoloknal dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan hormone korionik gonadotropin dalam urin wanita hamil. Dengan demikian, antibody monoloknal dapat digunakan untuk mengetahui adanya kehamilan.
Terapi gen
Terapi gen diartikan sebagai upaya memperbaiki atau mengganti gen- gen yang menyebabkan suatu penyakit. Terapi ini dilakukan dengan mengganti gen- gen yang tidak dapat bekerja dengan salinan gen yang normal ke dalam sel. Pada pertengahan tahun 1990, terapi genetik untuk mengobati penyakit menurun dan kanker kulit ganas. Para ahli berusaha melawan gen- gen perusak dalam inti sel itu dengan berbagai cara, upaya yang dirintis tersebut dikenal dengan terapi genetik. Sayangnya penemuan itu tidak segera dapat diterapkan.
Dalam rekayasa genetika ada kode etik yang melarang keras percobaan ini pada manusia. Rekayasa ini dikhawatirkan disalahgunakan untuk mengubah gen pembawa sifat manusia, misalnya untuk membuat manusia super. Namun para ahli tidak selamanya bersikap kaku sebab berbagai penyakit fatal memang susah disembuhkan kecuali dengan terapi genetik. Maka munculah pendapat tentang perlu adanya dispensasi.
Dispensasi itu dikeluarkan oleh Komite Rekayasa Genetik Nasional Institut of Healt (NIH) di Amerika Serikat yang mengizinkan penerapan terapi genetik untuk dua jenis penyakit yaitu penyakit menurun yang sangat jarang seperti Adenosine Deaminase Deficiency (ADD) dan sejenis kanker kulit yang ganas. ADD adalah kelainan yang menyebabkan penderitanya tidak memiliki daya tahan tubuh sama sekali. Kontak dengan kuman apapun akan menyebabkan kematian. Rusaknya kekebalan pada ADD terjadi akibat sel- sel darah tidak mampu memproduksi enzim Adenosine Deaminase (AD) yang diperlukan untuk membangun daya tahan tubuh.